Pesta contreng sebentar lagi. Hingar-bingar para kontestan untuk memperoleh contrengan sebanyak-banyaknya menampilkan berbagai tontonan menarik di televisi kita beberapa hari ini.
Saling klaim keberhasilan adalah hal biasa. bahkan kalau perlu menyerang frontal kebijakan atau policy kompetitor. Saking semangatnya kadang terjadi inkonsistensi: suatu saat di panggung kampanye terbuka berteriak menghujat pemberian BLT sebagai merendahkan martabat bangsa, dalam kesempatan lain menampilkan satu seri iklan yang dengan sangat bangga memamerkan bahwa kelompoknyalah yang mengawal program BLT itu agar tepat sasaran
Kita semua tahu, cara baru untuk menunjukkan pilihan kita pada tanggal 9 April y a d adalah mencontreng dan itu sudah disepakati seluruh kekuatan politik yang berlaga kali ini.
Yang mungkin tidak semua kita tahu adalah bahwa ternyata ada cara lain yang tetap sah dilakukan selain mencontreng.
Merubah cara dari mencoblos menjadi mencontreng tampaknya bukan masalah besar, tapi tidak demikian halnya dalam pandangan ibu Dyah Ayu Megawati.
Cara baru itu dianggap berpotensi menggembosi pundi pundi suara partainya dengan asumsi bahwa konstituen yang mayoritas wong cilik akan kesulitan merubah cara coblos yang sudah dilakukan selama tiga puluh tahun dengan mencontreng.
Tapi ketidak setujuan beliau kok baru diungkapkan sekarang ?. Seolah seperti mencederai kesepakatan sebelumnya. Dan menambah kesan waton suloyo ?. Inilah "kesalahan" strategi ibu kita ini. Soal teknik orasi sih, sudah oke. Meski masih jauh ya sedikit miriplah dengan gaya bapak tercinta dulu, namun pemilihan materi yang kurang pas malah menjadi bumerang.
Yang diperoleh malah antipati, kesannya kok meremehkan siapa saja ya KPU ya konstituen nya sendiri yang sepertinya kok bodoh amat hingga tidak bisa mencontreng dengan benar.
Sikap tidak simpatik ini mendapat kritik dari KPU melalui salah seorang anggotanya : ..." Kita ingin merubah dari budaya tusuk, tikam ke budaya tulis yang lebih..."
Masalahnya memang sulit merubah budaya yang sudah mendarahdaging selama puluhan tahun. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar. Tidak ada tikam menikam atau coblos mencoblos (kecuali dibilik suara, bagi yang ngeyel menggunakan cara primitif ini). Apapun hasilnya kelak, kita sudahi cara-cara kekerasan. No more huru hara, no more obong-obongan Saling klaim keberhasilan adalah hal biasa. bahkan kalau perlu menyerang frontal kebijakan atau policy kompetitor. Saking semangatnya kadang terjadi inkonsistensi: suatu saat di panggung kampanye terbuka berteriak menghujat pemberian BLT sebagai merendahkan martabat bangsa, dalam kesempatan lain menampilkan satu seri iklan yang dengan sangat bangga memamerkan bahwa kelompoknyalah yang mengawal program BLT itu agar tepat sasaran
Kita semua tahu, cara baru untuk menunjukkan pilihan kita pada tanggal 9 April y a d adalah mencontreng dan itu sudah disepakati seluruh kekuatan politik yang berlaga kali ini.
Yang mungkin tidak semua kita tahu adalah bahwa ternyata ada cara lain yang tetap sah dilakukan selain mencontreng.
Merubah cara dari mencoblos menjadi mencontreng tampaknya bukan masalah besar, tapi tidak demikian halnya dalam pandangan ibu Dyah Ayu Megawati.
Cara baru itu dianggap berpotensi menggembosi pundi pundi suara partainya dengan asumsi bahwa konstituen yang mayoritas wong cilik akan kesulitan merubah cara coblos yang sudah dilakukan selama tiga puluh tahun dengan mencontreng.
Tapi ketidak setujuan beliau kok baru diungkapkan sekarang ?. Seolah seperti mencederai kesepakatan sebelumnya. Dan menambah kesan waton suloyo ?. Inilah "kesalahan" strategi ibu kita ini. Soal teknik orasi sih, sudah oke. Meski masih jauh ya sedikit miriplah dengan gaya bapak tercinta dulu, namun pemilihan materi yang kurang pas malah menjadi bumerang.
Yang diperoleh malah antipati, kesannya kok meremehkan siapa saja ya KPU ya konstituen nya sendiri yang sepertinya kok bodoh amat hingga tidak bisa mencontreng dengan benar.
Sikap tidak simpatik ini mendapat kritik dari KPU melalui salah seorang anggotanya : ..." Kita ingin merubah dari budaya tusuk, tikam ke budaya tulis yang lebih..."
4 komentar:
Blog yang inspiratif..
akan saya link di tempat strategis milik saya..
saya akan sering berkunjung.. trims for artikel2nya yg baguz baguz..
http://palacepu.blogspot.com
Monggo silakan di link. Sesama wong cepu saling menyemangati.asal tidak saling koya wae he he..
nice posting, btw pemilu entar contreng yang mana neh he he eh...
Is there a real casino on the east coast?
CasinoCity.com has 춘천 출장샵 been around since 안산 출장샵 1998, with the exception 세종특별자치 출장안마 of their sister CasinoCity. Since then, there have been no 진주 출장마사지 casinos in California 여주 출장샵
Posting Komentar