Sudah beberapa saat aku tidak serius ngurus kandang penangkaran perkutut. Ada 20 petak kandang , namun yang terisi hanya sekitar separonya lebih. Setiap hari memang aku nengok kandang, sekedar memastikan mereka tidak kehabisan pakan dan minum.
Sejak isu flu burung merebak bisnis unggas termasuk perkutut sebagai burung klangenan ini seakan tiarap. Mungkin karena kurang perhatian beberapa pasang indukan favorit mati. Tercatat antara lain pasangan yang menelurkan burung jawara bermaterikan jantan ring Palem dan betina yang masih ada trah darah Nogorojo dari Jatisari.
Musim hujan ini biasanya pasangan-pasangan perkutut itu akan istirahat produksi. Ini kesempatan untuk membenahi kandang, mengganti pasangan dan kalau perlu mencari indukan baru untuk menyegarkan materi kandang.
Meski bisnis hobi ini belum menunjukkan geliat mau bangkit dalam waktu dekat, aku bertekan untuk serius lagi membenahi breeding farm ini. Mudah-mudahan dari kandang yang sederhana dan materi indukan yang pas-pasan ini bisa muncul burung bagus yang moncer di arena konkurs, meskipun lingkup lokal. Amin.