Senin, 03 Desember 2007

Mulai serius breeding

Sudah beberapa saat aku tidak serius ngurus kandang penangkaran perkutut. Ada 20 petak kandang , namun yang terisi hanya sekitar separonya lebih. Setiap hari memang aku nengok kandang, sekedar memastikan mereka tidak kehabisan pakan dan minum.
Sejak isu flu burung merebak bisnis unggas termasuk perkutut sebagai burung klangenan ini seakan tiarap. Mungkin karena kurang perhatian beberapa pasang indukan favorit mati. Tercatat antara lain pasangan yang menelurkan burung jawara bermaterikan jantan ring Palem dan betina yang masih ada trah darah Nogorojo dari Jatisari.
Musim hujan ini biasanya pasangan-pasangan perkutut itu akan istirahat produksi. Ini kesempatan untuk membenahi kandang, mengganti pasangan dan kalau perlu mencari indukan baru untuk menyegarkan materi kandang.
Meski bisnis hobi ini belum menunjukkan geliat mau bangkit dalam waktu dekat, aku bertekan untuk serius lagi membenahi breeding farm ini. Mudah-mudahan dari kandang yang sederhana dan materi indukan yang pas-pasan ini bisa muncul burung bagus yang moncer di arena konkurs, meskipun lingkup lokal. Amin.

3 komentar:

Ahmad Muhdor mengatakan...

Salam kenal kang...

saya udong di kota malang, jatim.
saya ingin belajar menangkarkan perkutut, selama ini sudah pernah mencoba 2 pasang indukan, tetapi selalu gagal.
yang pertama, tahun 2005, belum tahu/baca apa-apa, saya coba tangkarkan perkutut dalam kurungan pok besar seperti menangkarkan kenari, gagal, hingga indukan lepas karena lupa nutup pintu kurungan sehabis ngasih pakan.

yang kedua (tahun 2009), coba menangkarkan dalam kandang tangkaran seperti saya lihat/baca di internet, saya jalankan sebgaimana prosedur mulai pendekatan calon indukan, hingga mencampurnya dalam kandang tangkaran. tapi, baru dapat 2 hari betina tiba-tiba tidak mau makan, mencret, hingga mati dua hari kemudian.

selama ini perkutut yang saya coba tangkarkan bukan perkutut trah juara yang mempunyai ring dengan garis keturunan jelas, namun suaranya tidak kalah dengan rekaman-rekaman suara burung yang beredar di youtube maupun link mp3 suara burung yang tersedia di internet.

saya juga belum pernah membeli perkutut yang nilainya jutaan, paling mahal perkutut yang saya pernah beli seharga 200ribu saya titip saudara saya yang ada di bangkalan, madura, itupun saya lepas terbang semua ingonan burung di rumah, karena waktu itu ibuk saya takut dengan flu burung yang gencar-gencarnya di tv.

sekarang ini saya mau belajar menangkarkan lagi burung perkutut, mohon bantuan dan saran dari kang abu hanifah.

matur suwun.

Abu Hanifah mengatakan...

Salam kenal kembali mas Udong
Saya ikut senang anda berminat menangkar burung perkutut, Menurut saya tingkat kesulitannya tdk setinggi menangkar ocehan.
Sebagai langkah awal bs dicoba dg burung yg murah dulu kalau sdh berhasil bisa ditingkatkan sedikit demi sedikit.
Banyak buku2 beternak perkutut dijual atau bisa bertanya pada peternak senior yg ada di kota anda saya kira mereka akan dg senang hati membantu mas Udong. Ok selamat mencoba dan sukses untuk anda

Ahmad Muhdor mengatakan...

terima kasih tanggapan nya kang...

saya sekarang sedang membuat kandang tangkaran dengan rangka besi ukuran p=80, l=50, t=150 cm, kebetulan saudara sepupu saya punya usaha bengkel las.
dengan rangka besi supaya nantinya kandang tangkaran ini bisa dipindah jadi tidak permanen karena lahan di lantai dua saya rumah juga sempit, bagian bawah saya beri plat berbentuk nampan kotak yang nantinya akan saya isi pasir campur tanah agar indukan nantinya merasa nyaman.
nanti kalau kandang nya sudah jadi saya upload fotonya, tolong saya diberi alamat e-mail.

begini kang... saya mau tanya, kalau di blora, dengan uang 300ribu apa bisa dapat sepasang indukan yang sudah jodoh?
kira-kira sepasang indukan seharga 300 ribu itu masuk kategori jelek atau sedang?

matur suwun.